Suatu
ketika, hiduplah dua suku di pegunungan Andes. Satu suku tinggal di
lembah-lembah, sedangkan suku yang lain tinggal di atas gunung. Suatu hari,
suku gunung menyerang suku lembah dan menjarah seluruh isi desa. Mereka
menculik seorang bayi dari salah satu keluarga suku lembah dan membawanya ke
atas gunung.
Orang-orang suku lembah tidak tahu
bagaimana mendaki gunung. Mereka tidak tahu jalan mana yang digunakan oleh suku
gunung. Mereka tidak tahu di mana letak desa suku gunung. Juga tidak tahu
bagaimana mengikuti jejak-jejak suku gunung di tebing-tebing gunung itu. Namun begitu, mereka tetap
mengirim para prajurit terbaik mereka untuk memanjat gunung dan membawa pulang
bayi mereka. Prajurit
pertama mencoba memanjat tebing dikuti yang lain. Ketika prajurut pertama
gagal, mereka semua pun gagal. Mereka mencoba lagi dengan cara lain. Namun
gagal. Setelah berhari-hari mereka mendaki, mereka hanya bisa memanjat beberapa
ratus kaki saja. Suku
lembah kehilangan harapan dan putus asa. Akhirnya mereka memutuskan untuk
kembali ke desa.
Ketika
mereka sedang bersiap-siap untuk kembali ke desa, tiba-tiba mereka melihat ibu
dari bayi yang diculik itu sedang menuruni tebing gunung melewati mereka,
sambil menggendong bayinya. Mereka terkejut melihat si ibu yang bisa menuruni
tebing padahal mereka sendiri gagal untuk mendakinya. Bagaimana si ibu itu bisa
memanjat tebing itu mengalahkan mereka ? Bagaimana mungkin ?
Seorang prajurit menyambut ibu itu dan
bertanya, “Wahai ibu, kami gagal mendaki tebing ini. Bagaimana ibu melakukan
semua ini, mengalahkan seluruh prajurit terkuat ? Bagaimana caranya ? Engkau
belum pernah menjadi prajurit !”
Ibu itu mengangkat bahu dan berkata,
“Sebab bayi yang diculik itu bukan bayimu. Dan, kalian belum pernah menjadi
ibu” (Subagya H, 2004:161-163).
Selamat beraksi - refleksi atas cerita di atas. Semoga Anda
mendapatkan kearifan luar biasa dari cerita tersebut !
Di bawah adalah langkah atau panduan sebagaimana yang saya
paparkan dalam tulisan terdahulu : Kearifan Di
Balik Cerita, Menggali
Kearifan Cerita Dengan
Silence, Stillness, Solitude (3S) dan Langkah Membangun Silence, Stillness, Solitude
(3S).
1. Cari tempat
dan waktu yang tenang untuk membantu konsentrasi selama membaca.
2. Bacalah
ceritanya pelan-pelan.
3. Ajukan
pertanyaan untuk dijawab sendiri.
4. Ringkasan
makna, manfaat, kearifan yang diperoleh dari cerita di atas.
Ikuti terus cerita menarik lainnya di
edisi mendatang .............................
Tidak ada komentar:
Posting Komentar