Salah satu kegiatan
yang dilakukan dalam manajemen Sumber Daya Manusia, adalah mendapatkan
orang-orang yang tepat untuk
mengisi posisi atau jabatan dalam organisasi. Kegiatan ini dinamakan rekrutmen, penarikan atau penerimaan pegawai.
Yang biasa menangani tugas ini adalah Departemen SDM (HRD = Human Resources Department/Division) dan yang juga melibatkan bagian-bagian lain yang terkait (terutama
pada organisasi yang besar).
Pada organisasi yang kecil pemimpin/pemilik sendiri secara langsung melakukan
perekrutan tanpa bantuan orang lain atau para ahli.
Lowongan atau permintaan
Rekrutmen (recruitment)
dilaksanakan apabila terdapat lowongan kerja (vacancy), dengan kata lain apabila
terdapat permintaan (demand) tenaga kerja.
Mengapa
rekrutmen penting ? Sebab, jika organisasi tidak
menyediakan jumlah dan mutu SDM pada waktu yang tepat, maka akan mengganggu
produksi, pemasaran atau keuangan.
Lowongan/kebutuhan/permintaan akan tersedia apabila terdapat
karyawan yang:
(1)
mengundurkan diri karena sesuatu alasan,
(2)
diberhentikan karena sesuatu alasan,
(3) pindah
karena sesuau alasan
(4)
meninggal,
(5)
pensiun, atau
(6)
rencana pengembangan usaha.
Pengertian rekrutmen
Jadi, rekrutmen (recruitment) adalah proses pencarian dan pemikatan para calon karyawan (pelamar) yang mampu untuk melamar sebagai karyawan (Handoko, 2001 : 69). Perekrut
dinamakan sebagai Recruiter.
Rekrutmen
adalah fungsi MSDM yang pertama dan
terutama. Pelamar dicari dan diundang, atau sebaliknya. Diharapkan yang datang melamar itu banyak, sehingga akan dapat terseleksi
karyawan yang terbaik, cocok (the right
man in the right place, in the right job).
Langkah rekrutmen
Lihat proses rekrutmen di bawah
(Menurut Handoko,
2001 : 70).
Pada perusahaan besar
- Proses rekrutmen diawali dengan sebuah perencanaan, perencanaan SDM. Direncanakan kuantitas dan kualitas SDM (karyawan) yang dibutuhkan. Perencanaan SDM memberi peluang rekrutmen, dengan kata lain ada kebutuhan berarti ada permintaan, ada lowongan.
- Langkah berikut adalah mulai mencari calon karyawan (pelamar) melalui berbagai metode atau saluran (lihat uraian di bawah). Makin banyak pelamar makin baik, artinya banyak pilihan.
- Pelamar akan diseleksi, berdasarkan kriteria atau persyaratan yang telah digariskan perusahaan. Kriteria atau persyaratan tersebut dihasilkan dan ditetapkan berdasarkan proses analisis pekerjaan atau jabatan (job analysis). Proses seleksi bertujuan mendapatkan calon yang memuaskan, yang diharapkan, yang cocok, tepat, sesuai (selanjutnya lihat proses seleksi).
- Rencana rekrutmen datang dari pihak manajer atau pemilik
- Persyaratan juga ditentukan (pendapat) manajer atau pemilik (selanjutnya lihat proses seleksi)
Perencanaan SDM (Employment
Planning)
Rekrutmen
yang baik didasarkan pada suatu perencanaan, yang lazim dinamakan perencanaan SDM.
Perencanaan SDM - menurut Simamora (1995:125) - adalah seperangkat kegiatan yang
berkaitan dengan perencanaan akan kebutuhan atau permintaan SDM dari suatu
organisasi di masa mendatang (baik jangka panjang atau pendek), melalui estimasi
kuantitas maupun kualitasnya yang diperlukan seluruh bagian perusahaan.
Metode tertutup dan terbuka
Metode tertutup : pimpinan yang tahu adanya lowongan, pimpinan yang menominasikan
calonnya, tidak jelas persyaratannya, metode ini menyuburkan nepotisme, memang
prosesnya cepat, murah.
Metode terbuka : lowongan diberitahukan, dipersilakan calon melamar, persyaratan jelas,
adanya kompetisi sehat, hanya prosesnya lama dan mahal.
Sumber tenaga kerja
Sumber
tenaga kerja ada dua (Tulus, 1992:61-62) :
Sumber internal, artinya berasal dari dalam perusahaan (kerabat atau teman, tenaga kerja lokal). Kelebihannya adalah proses rekrutmen murah dan cepat; tetapi kelemahannya
adalah membatasi karyawan luar, dan menghambat perkembangan/wawasan.
Sumber eksternal, artinya berasal dari luar. Kelebihannya adalah adanya perkembangan wawasan baru, mencegah klik atau
kelompok eksklusif; tetapi kelemahannya adalah, menimbulkan ketidaksenangan
sumber internal, proses rekrutmrn lama dan mahal.
Saluran mendapatkan karyawan
Saluran,
atau jalan mendapatkan calon karyawan banyak (Handoko, 2001 : 74-78 dan Hariandja, MTE, 2002: 109-118) :
- Walk – ins (write ins)
- Rekomendasi dari karyawan (employee referrals)
- Pengiklanan (advertising), baik jenis want ad dan blind ad
- Agen-agen penempatan tenaga kerja (employment agencies), baik pemerintah maupun swasta
- Lembaga pendidikan (educational institutions)
- Organisasi karyawan (labor organizations)
- Leasing (Agen penyedia tenaga kerja jangka pendek (temporary) maupun jangka panjang
- Nepotisme (sistem kerabat)
- Asosiasi profesional (professional associations)
- Operasi militer (military operations)
- Open house
Terkadang,
terjadi pemanggilan kembali karyawan lama yang dianggap potensial (departing employees).
Faktor yang mempengaruhi permintaan SDM
Maksudnya dapat berpengaruh pada metode, jalan, atau kebijakan rekrutmen.
Menurut S.P Siagian (dalam
Gomes 2003:84-85), kebutuhan pegawai ditentukan atau dipengaruhi oleh 2
faktor :
1. Perubahan lingkungan (ekternal), misalnya :
a. Sosial
ekonomi
b. Sosial
politik
c. Sosial
budaya
d. Peraturan
per-undang2-an
e. Teknologi
f. Pesaing /
kompetitor
2. Perubahan kondisi organisasi (internal),
misalnya :
a. Rencana
strategik
b. Anggaran
c. Estimasi
produk dan penjualan
d. Usaha dan
kegiatan baru
e. Rancangan
organisasi dan tugas pekerjaan
Job Analysis (Analsis pekerjaan atau jabatan)
Bagaimana perusahaan menentukan kuantitas dan kualitas SDM yang akan direkrutnya ?
Menurut B Flippo (1999:31) metode yang paling sering
digunakan dalam penentuan jenis atau kualitas tenaga kerja yang akan ditarik
(recruitment) adalah analisis jabatan (job analysis).
Seorang spesialis analisis bekerja atau menganalisis
dari informasi pekerjaan mulai dari nama, kode, tugas, aktivitas, syarat,
ukuran, peralatan yang dipergunakan, kondisi kerja yang diinginkan, dst.
Job Description, Job Specification, Job Standard
Dari analisis pekerjaan, akan ditemukan dan
ditentukan (Tulus, 1992 : 18-45) :
Sejumlah tugas, aktivitas
atau atau kewajiban yang melekat pada suatu pekerjaan (Job Description)
Sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi
seorang (calon) karyawan (Job Specification) atau
Standar atau kriteria atau ukuran yang dapat dipergunakan untuk
menilai prestasi kerja karyawan (Job Standards)
Analisis beban kerja dan
angkatan kerja
Di samping istilah analisis pekerjaan
dikenal juga istilah analisis beban kerja dan analisis angkatan kerja (Tulus,
1992:48-55).
Analisis beban kerja (work load analysis)
Ialah
analisis mengenai berapa waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
Contoh : Dalam
bulan mendatang ini direncanakan membuat 2.200 unit. Pemrosesan tiap unit
memerlukan 0,9 jam karyawan (sudah diperhitungkan pula segala hambatan dan
gangguan, waktu-waktu tidak efektif).
Oleh karena itu, beban kerja = 2.200 X 0,9 = 1980 jam karyawan
Analisis Angkatan
Kerja (work-force-analysis)
Untuk menganalisis suatu pekerjaan
itu memerlukan berapa tenaga kerja.
Contoh : Jika setiap
karyawan dalam waktu satu minggu bekerja 40 jam, maka dalam satu bulan (4,5
minggu) ia dapat menyumbangkan tenaga rata-rata 4,5 X 40 jam = 180 jam
karyawan. Jadi, untuk menangani beban kerja sebagaimana telah direncanakan,
akan dibutuhkan ….
1.980 jam karyawan
------------------------- x 1 karyawan = 11 karyawan
180 jam
Bandingkan
:
Analisis pekerjaan
|
Analisis beban kerja
|
Analisis angkatan kerja
|
1. Apa saja tugas dan kewajiban dari suatu pekerjaan (job description)
2. Persyaratan apa saja yang dituntut dari orang yang akan
melaksanakan pekerjaan tersebut
|
Berapa lama atau berapa waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
|
Berapa jumlah karyawan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan
tersebut ?
|
Pengertian seleksi
Seleksi
adalah serangkaian langkah kegiatan yang digunakan untuk
memutuskan apakah pelamar diterima atau tidak (Handoko, 2001 : 85). Proses
seleksi merupakan proses pengambilan keputusan timbal balik, baik pihak
perusahaan dan pelamar (Tulus, 1992 : 71).
Standar umum yang
dipergunakan dalam proses seleksi meliputi 3 aspek berikut :
(1)
Pengetahuan (knowledge),
(2)
Keterampilan (skill), dan
(3) Sikap
dan Perilaku (attitude & behavior).
Masing-masing
organisasi atau perusahaan berbeda dalam menentukan standar pengetahuan,
keterampilan, sikap dan perilaku yang sesuai.
(
Menurut Handoko, 2001: 88)
Langkah seleksi
(Handoko, 2001: 88-97 dan Hariandja, MTE, 2002: 109-118)
1. Penerimaan pendahuluan (preliminary reception of application).
Yang dimaksud adalah penelitian surat lamaran / formulir lamaran kerja
Yang dimaksud adalah penelitian surat lamaran / formulir lamaran kerja
2. Employment test / tes calon karyawan. Jika dianggap perlu, akan
dilaksanakan tes, umumnya pada perusahaan besar.
Jenis test yang lazim :
a. Psychological test (kepribadian,
sifat, temperamen, watak)
b. Knowledge tes (umum
– khusus)
c. Performace test atau attainment test , ialah tes kemampuan untuk saat ini.
d. Aptitude test (tes bakat), ialah tes untuk mengetahui
potensi calon karyawan (untuk pengembangan selanjutnya
di kemudian hari)
e. Intelligence test (kecerdasan
berpikir, logika, atau lazim disebut tes IQ)
3. Selection interview /
wawancara seleksi
4. Referent and background /
referensi dan latar belakang
5. Medical evaluation /
cek kesehatan
6. Supervisor interview /
wawancara dengan supervisor/penyelia/ atasan langsung
7. Realistic job preview / penjelasan tentang
pekerjaan secara riil
8. Hiring decision /
keputusan penerimaan dan perjanjian kerja
Bandingkan proses seleksi atau prosedur seleksi menurut Heidjrachman dan Suad Husnan (1993 : 45), sbb :
- Wawancara pendahuluan
- Pengisian formulir/blanko lamaran
- Memeriksa referensi
- Test psikologi
- Wawancara
- Persetujuan atasan langsung
- Pemeriksaan kesehatan
- Induksi atau orientasi
Wawancara
Wawancara
adalah tanya jawab untuk mendapatkan dan atau memberi
informasi.
Dari sudut yang
terlibat dalam wawancara : satu pewawancara
dengan satu pelamar, atau dua
pewawancara atau lebih dengan satu pelamar; satu pewawancara dengan
dua atau lebih pelamar; dua atau lebih pewawancara dengan dua atau lebih
pelamar
(Menurut
Handoko, 2001 : 93)
(Menurut
Handoko, 2001 : 95)
Tipe Pertanyaan
Dilihat dari pertanyaan yang diajukan :
Ada yang
dinamakan pertanyaan struktural, dengan jawaban yang sudah diarahkan,
misalnya ya atau tidak. Contoh : Anda bersedia di tempatkan di mana saja ? Ya –
Tidak
Pertanyaan
non struktural atau yang jawabannya bisa luas serta jenis campuran
(mix). Contoh : Apa pendapat Anda dengan cuaca kota Anda akhir2 ini ?
Dilihat dari tujuan khusus pertanyaan :
Ada
pertanyaan yang menguji kemampuan pelamar terhadap tekanan (stres). Contoh : Anda
lulusan WD, pertanyaan begitu tak bisa jawab. Ijazah Anda dapat
dipercaya ngak ?
Dan
pertanyaan menguji sikap dan perilaku atau tindakan pelamar terhadap suatu
kasus/masalah. Contoh : Jika karyawan sering tidak hadir, apa tindakan Anda
sebagai supervisor ?
Langkah wawancara
(a)
Persiapan – menciptakan suasana ,
(b)
Pelaksanaan,
(c)
Penutup
Kesalahan wawancara
(a) Hallo Effect,
(b)
Leading Question,
(c)
Personal Biases dan
(d)
Dominasi pewawancara
Wawancara dengan
supervisor
Bagi pelamar yang sudah lolos dari
langkah sebelumnya akan mengikuti wawancara dengan supervisor. Inti dan akhir
dari wawancara dengan supervisor, atau sebutan lainnya “atasan langsung atau
penyelia” adalah persetujuan atau keputusan :
menerima atau menolak.
Seleksi dengan
Sistem Gugur
Menurut Sirait.T.J, 2006
: 83-dst, (dan bandingkan juga dengna Tulus, 1992 : 79)
1. Wawancara awal 500 orang
- gugur 100
- lolos 400
2. Psikotes 400
- gugur 200
- lolos 200
3.
Tes kecakapan 200
- gugur
50
- lolos
150
4.
Wawancara lanjutan 150
- gugur
50
- lolos
100
dst
Orientasi atau induksi
(Handoko,
2001 : 104-106)
Sebelum
penempatan, tetapi sudah diterima, dijalankan program orientasi atau dikenal
juga induksi. Orientasi adalah proses memperkenalkan karyawan baru dengan ......
(1)
peranan dan kedudukan mereka,
(2) dengan
organisasi,
(3)
pimpinan,
(4) rekan
kerja,
(5)
produk,
(6) jasa,
(7)
hubungan kerja,
(8)
kompensasi,
(9)
peraturan perusahaan, dsb.
Penempatan
Penempatan
disesuaikan dengan rencana penerimaan dengan prinsip the rght man in the right place.
Evaluasi program rekrutmen
Evaluasi dijalankan
departemen SDM untuk melihat kekurangan atau kelemahan proses rekrutmen yang
meliputi kebijakan, perencanaan, personalia, sarana dsb, agar rekrutmen di masa
akan datang akan menjadi lebih baik.
Menurut Heidjrachman dan Suad Husnan
(1993 : 42), program evaluasi bisa diukur dari kriteria :
- Banyaknya pelamar (yang melamar)
- Banyaknya pemilihan (yang terpilih)
- Banyaknya penempatan yang berhasil
Tidak ada komentar:
Posting Komentar