Ada
sebuah cerita
tentang seekor induk ayam.
Suatu hari, induk ayam ini menemukan sebutir telur. Telur ini adalah telur burung rajawali. Karena telur itu mirip telur ayam, maka dia mengerami telur ini sampai menetas.
Bersama dengan ayam-ayam yang lain, anak rajawali ini hidup sebagai seekor ayam. Ayam-ayam yang lain mengais-ngais, dia pun ikut mengais-ngais. Ayam-ayam yang lain mencari cacing dan mematok-matok, dia pun berusaha mencari cacing dan mematok-matok. Anak rajawali ini merasa bahwa ada sesuatu yang tidak enak pada dirinya. Dia sulit sekali untuk mematok-matok karena paruhnya bengkok, tidak seperti ayam yang lain. Dia pun sulit berlari karena sayapnya yang besar itu menghalangi dirinya untuk lari cepat.
Suatu ketika, dia datang kepada “ibu”- nya dan berkata, “Ibu, saya merasa,
kok saya ini lain dengan kakak-kakak saya yang lain. Bentuk tubuh saya berbeda,
saya sulit lari ke sana-sini, lagipula saya juga sulit untuk mengais-ngais
mencari makan. Saya mau bertanya, saya ini anak ayam atau bukan, sih ?” Ibu-nya
merangkul dia dengan wajah sedih dan berkata, “Nak, walaupun kamu ini begini,
kamu adalah anak Mama. Coba kamu belajar terus untuk mengais mencari makan
seperti kakak-kakakmu yang lain, pasti suatu ketika kamu akan bisa seperti
mereka”.
Karena ibunya mengatakan demikian, maka anak rajawali ini terus mencoba untuk hidup seperti seekor ayam, walaupun tetap dia merasakan ada sesuatu yang tidak enak dalam dirinya.
Suatu hari, terdengarlah teriakan, “Bersembunyi! Bersembunyi! Ada badai!”. Semua ayam lari tunggang langgang untuk mencari persembunyian. Ibu atau induk ayam ini berteriak kepada anak rajawali, ”Cepat masuk dan sembunyi, ada badai”. Si anak rajawali pun cepat-cepat masuk ke persembunyian. Di tempat persembunyian ini, anak rajawali sempat mengintip ke atas dan melihat seekor burung yang besar terbang ke sana-sini. Dia bertanya kepada ibunya, “Ibu, itu apa ya ? Kok dia bisa terbang walau ada badai?”. “Oh, itu adalah burung rajawali, Nak,” jawab sang ibu. “Apakah kita juga bisa terbang?”, kembali anak rajawali bertanya. Dan ibunya menjawab, ”Kita ini ayam, kita tidak mungkin terbang, kita bukan rajawali. Kita harus terima kenyataan kita. Jangan berpikir yang tidak-tidak”.
Dengan demikian, semakin tertancaplah pikiran si anak rajawali bahwa dirinya adalah seekor ayam, padahal sebenarnya dia adalah seekor rajawali. Karena dia diberitahu bahwa dia adalah seekor ayam dan berada di tengah-tengah ayam, maka dia pun berpikir dan bertingkah laku seperti seekor ayam.
Sampai tiba saat di mana ibu-nya dalam keadaan sekarat, mau mati. Maka untuk kesempatan terakhir sebelum ibu-nya meninggal, anak rajawali bertanya kepada ibunya, “Ibu, mumpung ibu masih hidup, tolong beritahu saya, ‘saya ini ayam atau bukan?’ Sebab saya merasa kok ada yang tidak pas dalam diri saya”. Dengan sisa tenaga yang ada, sang ibu berkata, “Nak, sebenarnya kamu ini adalah ….. ayam”. Setelah berkata begitu, meninggallah ibunya.
Dengan demikian, maka si anak rajawali menjalani sisa hidupnya tetap sebagai seekor anak ayam. Sebagai seekor ayam, dia berprestasi buruk dalam banyak hal dibandingkan dengan ayam-ayam lain. Sampai akhirnya dia pun mati, dan dia mati sebagai seekor ayam (Sumber - Fuxie, hal 6-8).
Karena ibunya mengatakan demikian, maka anak rajawali ini terus mencoba untuk hidup seperti seekor ayam, walaupun tetap dia merasakan ada sesuatu yang tidak enak dalam dirinya.
Suatu hari, terdengarlah teriakan, “Bersembunyi! Bersembunyi! Ada badai!”. Semua ayam lari tunggang langgang untuk mencari persembunyian. Ibu atau induk ayam ini berteriak kepada anak rajawali, ”Cepat masuk dan sembunyi, ada badai”. Si anak rajawali pun cepat-cepat masuk ke persembunyian. Di tempat persembunyian ini, anak rajawali sempat mengintip ke atas dan melihat seekor burung yang besar terbang ke sana-sini. Dia bertanya kepada ibunya, “Ibu, itu apa ya ? Kok dia bisa terbang walau ada badai?”. “Oh, itu adalah burung rajawali, Nak,” jawab sang ibu. “Apakah kita juga bisa terbang?”, kembali anak rajawali bertanya. Dan ibunya menjawab, ”Kita ini ayam, kita tidak mungkin terbang, kita bukan rajawali. Kita harus terima kenyataan kita. Jangan berpikir yang tidak-tidak”.
Dengan demikian, semakin tertancaplah pikiran si anak rajawali bahwa dirinya adalah seekor ayam, padahal sebenarnya dia adalah seekor rajawali. Karena dia diberitahu bahwa dia adalah seekor ayam dan berada di tengah-tengah ayam, maka dia pun berpikir dan bertingkah laku seperti seekor ayam.
Sampai tiba saat di mana ibu-nya dalam keadaan sekarat, mau mati. Maka untuk kesempatan terakhir sebelum ibu-nya meninggal, anak rajawali bertanya kepada ibunya, “Ibu, mumpung ibu masih hidup, tolong beritahu saya, ‘saya ini ayam atau bukan?’ Sebab saya merasa kok ada yang tidak pas dalam diri saya”. Dengan sisa tenaga yang ada, sang ibu berkata, “Nak, sebenarnya kamu ini adalah ….. ayam”. Setelah berkata begitu, meninggallah ibunya.
Dengan demikian, maka si anak rajawali menjalani sisa hidupnya tetap sebagai seekor anak ayam. Sebagai seekor ayam, dia berprestasi buruk dalam banyak hal dibandingkan dengan ayam-ayam lain. Sampai akhirnya dia pun mati, dan dia mati sebagai seekor ayam (Sumber - Fuxie, hal 6-8).
Selamat beraksi - refleksi atas cerita di atas. Semoga Anda
mendapatkan kearifan luar biasa dari cerita tersebut !
Di bawah adalah langkah atau panduan sebagaimana yang saya
paparkan dalam tulisan terdahulu : Kearifan Di
Balik Cerita, Menggali
Kearifan Cerita Dengan
Silence, Stillness, Solitude (3S) dan Langkah Membangun Silence, Stillness, Solitude
(3S).
1. Cari tempat
dan waktu yang tenang untuk membantu konsentrasi selama membaca.
2. Bacalah
ceritanya pelan-pelan.
3. Ajukan
pertanyaan untuk dijawab sendiri.
4. Ringkasan
makna, manfaat, kearifan yang diperoleh dari cerita di atas.
Ikuti terus cerita menarik lainnya di
edisi mendatang .............................
http://taipannnewsss.blogspot.com/2018/03/saat-memulai-hubungan-baru-bicarakan-4.html
BalasHapushttp://taipannnewsss.blogspot.com/2018/03/glaukoma-penyebab-terbesar-orang-jadi.html
http://taipannnewsss.blogspot.com/2018/03/deretan-fitur-canggih-timbangan-berat.html
QQTAIPAN .ORG | QQTAIPAN .NET | TAIPANQQ .VEGAS
-KARTU BOLEH BANDING, SERVICE JANGAN TANDING !-
Jangan Menunda Kemenangan Bermain Anda ! Segera Daftarkan User ID nya & Mainkan Kartu Bagusnya.
Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
1 user ID sudah bisa bermain 8 Permainan.
• BandarQ
• AduQ
• Capsa
• Domino99
• Poker
• Bandarpoker.
• Sakong
• Bandar66
Kami juga akan memudahkan anda untuk pembuatan ID dengan registrasi secara gratis.
Untuk proses DEPO & WITHDRAW langsung ditangani oleh
customer service kami yang profesional dan ramah.
NO SYSTEM ROBOT!!! 100 % PLAYER Vs PLAYER
Anda Juga Dapat Memainkannya Via Android / IPhone / IPad
Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami-Online 24jam !!
• WA: +62 813 8217 0873
• BB : D60E4A61
• BB : 2B3D83BE
Come & Join Us!