Sabtu, 17 Januari 2015

Cerita Anjing Kecil


Pada suatu hari seekor anjing kecil sedang berjalan-jalan di ladang pemiliknya. Ketika ia mendekati kandang kuda, ia mendengar binatang besar itu memanggilnya.

Kata kuda itu, ”Kamu pasti masih baru di sini. Tak lama lagi kamu akan tahu bahwa pemilik ladang ini mencintai saya lebih dari binatang lainnya sebab saya telah mengangkut banyak barang untuknya. Saya kira seekor binatang sekecil kamu tidak akan bernilai sama sekali baginya”. Anjing kecil itu menunduk kepalanya dan segera pergi.

Ketika sampai di dekat kandang sapi, dia mendengar suara seekor sapi berkata, “ Saya adalah binatang yang paling terhormat di sini sebab nyonya di sini membuat keju dan mentega dari susu saya, kamu tentu tidak berguna bagi keluarga di sini”.

Teriak seekor domba, ”Hai sapi, kedudukanmu tidak lebih tinggi dari saya. Saya memberi mantel bulu kepada pemilik ladang ini, saya memberi kehangatan kepada seluruh keluarga. Tapi mengenai anjing itu, pendapatmu benar, dia tidak memberi apa-apa kepada pemilik ladang ini”.

Satu per satu binatang di situ ikut serta dalam percakapan itu, sambil menceritakan betapa tingginya kedudukan mereka di ladang itu. Ayam pun berkata bagaimana ia telah memberi telur. Dan kucing, yang terkenal karena kecepatannya, mengatakan bagaimana ia mengenyahkan tikus-tikus dari rumah itu.

Semua binatang itu sepakat bahwa anjing kecil itu tidak memberi apa-apa kepada keluarga itu.

Terpukul oleh kecaman binatang-bintang lain, anjing kecil itu pergi ke tempat sepi dan mulai menangis. Ada seekor anjing tua di situ mendengar tangisan si anjing kecil. Lalu ditanya, “Kenapa Nak, kamu menangis begitu tersedu-sedu ?” Lalu si anjing kecil menceriterakan yang dirasakannya setelah ia mendengar semua perkataan kuda, sapi, domba, ayam serta kucing, bahwa, “Saya tidak bernilai, saya tidak memberi apa-apa, saya tidak memberi pelayanan kepada keluarga di sini ….”.

Kata anjing tua itu, “Memang benar bahwa kamu terlalu kecil untuk menarik pedati, dan kamu tidak akan bisa memberi telur, susu atau bulu. Tapi bodoh sekali bila kamu menangisi sesuatu yang tidak bisa kamu lakukan. Kamu harus menggunakan kemampuan yang diberikan oleh Sang Pencipta untuk membawa kegembiraan”.

Malam itu, ketika pemilik ladang baru pulang dan tampak lelah karena perjalanan jauh di tengah terik matahari, anjing kecil itu lari menghampirinya, menjilat kakinya dan melompat ke pelukannya. Sambil menjatuhkan diri ke tanah, pemilik ladang itu memeluk dia erat-erat, mengelus-ngelus kepalanya serta berkata, “Meskipun saya pulang dalam keadaan lelah, tapi saya merasa semuanya hilang bila kamu menyambut saya, kamu sungguh paling berharga di antara semua binatang di ladang ini “ (Sumber : Kamari, FX, 2010:3-4).

Selamat beraksi - refleksi atas cerita di atas. Semoga Anda mendapatkan kearifan luar biasa dari cerita tersebut ! 

Di bawah adalah langkah atau panduan sebagaimana yang saya paparkan dalam tulisan terdahulu : Kearifan Di Balik Cerita, Menggali Kearifan Cerita Dengan Silence, Stillness, Solitude (3S) dan Langkah Membangun Silence, Stillness, Solitude (3S).

1. Cari tempat dan waktu yang tenang untuk membantu konsentrasi selama membaca.
2. Bacalah ceritanya pelan-pelan.
3. Ajukan pertanyaan untuk dijawab sendiri.
4. Ringkasan makna, manfaat, kearifan yang diperoleh dari cerita di atas.

Dan, ikuti terus cerita menarik lainnya di edisi mendatang .............................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar