Dia memanggil tetangganya dan berkata, ”Kalau kita menanam gandum ini, kita akan punya roti untuk dipanggang. Siapa yang mau membantu saya menanamnya ?”
“Saya tidak,” kata sapi.
“Saya tidak,” kata bebek.
“Saya tidak,” kata babi.
“Saya tidak,” kata angsa.
“Kalau begitu saya mau”, kata ayam kecil
berbulu merah, dan dia pun menanam gandum. Gandum tumbuh tinggi, dan buahnya
masak dengan warna keemasan.
“Siapa yang mau membantu saya memanen gandum saya?” Tanya ayam kecil berbulu merah.
“Saya tidak,” kata bebek.
“Itu di luar klasifikasi saya,” kata
babi.
“Saya akan kehilangan senioritas
saya,” kata sapi.
“Saya akan kehilangan tunjangan pengangguran saya,” kata angsa.
“Kalau begitu saya mau,” kata ayam kecil berbulu merah, dan dia pun memanen gandum.
“Saya akan kehilangan tunjangan pengangguran saya,” kata angsa.
“Kalau begitu saya mau,” kata ayam kecil berbulu merah, dan dia pun memanen gandum.
Akhirnya tibalah waktu untuk
memanggang roti. “Siapa yang mau membantu saya memanggang roti?” Tanya ayam
kecil berbulu merah.
“Itu akan merupakan kerja lembur bagi saya, “ kata sapi.
“Saya akan kehilangan tunjangan
kesejahteraan,” kata bebek.
“Kalau saya satu-satunya pembantu, itu akan merupakan diskriminasi,” kata angsa.
“Kalau saya satu-satunya pembantu, itu akan merupakan diskriminasi,” kata angsa.
“Kalau begitu saya mau,” kata ayam
kecil berbulu merah. Dia memanggang lima potong roti dan mengangkatnya untuk
diperlihatkan kepada tetangganya. Mereka semua minta sedikit roti. Bahkan
mereka menuntut bagian.
Tetapi ayam kecil berbulu merah berkata, “Tidak, saya akan memakan kelima roti ini sendiri.”
“Keuntungan berlebihan,” seru sapi.
“Lintah kapitalis,” kata bebek.
“Saya menuntut hak persamaan derajat,”
teriak angsa.
Babi hanya menggerutu, Kemudian
lain-lainnya dengan tergesa-gesa membuat tulisan tanda protes dan melakukan
aksi berbaris berkeliling, sambil menyerukan kata-kata kotor.
Agen pemerintah datang dan berkata
kepada ayam berbulu merah, “Kamu tidak boleh serakah”. “Tetapi saya mendapatkan
roti ini dengan bekerja,” kata ayam kecil berbulu merah. “Benar,” kata agen
pemerintah. “Itu adalah sistem usaha bebas yang bagus sekali. Siapa saja di
kandang boleh menerima sebanyak yang diinginkannya berdasarkan kerja. Tetapi,
di bawah peraturan pemerintah pekerja yang produktif harus membagi produknya
dengan mereka yang menganggur.”
Mereka
semua hidup bahagia untuk selamanya. Tetapi tetangga-tetangga ayam kecil
berbulu merah bertanya-tanya dalam hati keheranan mengapa dia tidak pernah lagi
memanggang roti ( John C. Maxwell, 1997:126-128).
Selamat beraksi - refleksi atas cerita di atas. Semoga Anda
mendapatkan kearifan luar biasa dari cerita tersebut !
Di bawah adalah langkah atau panduan sebagaimana yang saya
paparkan dalam tulisan terdahulu : Kearifan Di
Balik Cerita, Menggali
Kearifan Cerita Dengan
Silence, Stillness, Solitude (3S) dan Langkah Membangun Silence, Stillness, Solitude
(3S).
1. Cari tempat
dan waktu yang tenang untuk membantu konsentrasi selama membaca.
2. Bacalah
ceritanya pelan-pelan.
3. Ajukan
pertanyaan untuk dijawab sendiri.
4. Ringkasan
makna, manfaat, kearifan yang diperoleh dari cerita di atas.
Ikuti terus cerita menarik lainnya di
edisi mendatang .............................
Tidak ada komentar:
Posting Komentar