Sabtu, 17 Januari 2015

Cerita Ayam Kecil Berbuluh Merah

Pada suatu  ketika ada seekor ayam kecil berbulu merah yang mengais-ngais di halaman kandang sampai dia menemukan beberapa bulir gandum.

Dia memanggil tetangganya dan berkata,  ”Kalau kita menanam gandum ini, kita akan punya roti untuk dipanggang. Siapa yang mau membantu saya menanamnya ?”

“Saya tidak,” kata sapi.
“Saya tidak,” kata bebek.
“Saya tidak,” kata babi.
“Saya tidak,” kata angsa.

“Kalau begitu saya mau”, kata ayam kecil berbulu merah, dan dia pun menanam gandum. Gandum tumbuh tinggi, dan buahnya masak dengan warna keemasan.

“Siapa yang mau membantu saya memanen gandum saya?” Tanya ayam kecil berbulu merah.

“Saya tidak,” kata bebek.
“Itu di luar klasifikasi saya,” kata babi.
“Saya akan kehilangan senioritas saya,” kata sapi.
“Saya akan kehilangan tunjangan pengangguran saya,” kata angsa.

“Kalau begitu saya mau,” kata ayam kecil berbulu merah, dan dia pun memanen gandum.

Akhirnya tibalah waktu untuk memanggang roti. “Siapa yang mau membantu saya memanggang roti?” Tanya ayam kecil berbulu merah.

“Itu akan merupakan kerja lembur bagi saya, “ kata sapi.
“Saya akan kehilangan tunjangan kesejahteraan,” kata bebek.
“Kalau saya satu-satunya pembantu, itu akan merupakan diskriminasi,” kata angsa.

“Kalau begitu saya mau,” kata ayam kecil berbulu merah. Dia memanggang lima potong roti dan mengangkatnya untuk diperlihatkan kepada tetangganya. Mereka semua minta sedikit roti. Bahkan mereka menuntut bagian.

Tetapi ayam kecil berbulu merah berkata, “Tidak, saya akan memakan kelima roti ini sendiri.”
“Keuntungan berlebihan,” seru sapi.
“Lintah kapitalis,” kata bebek.
“Saya menuntut hak persamaan derajat,” teriak angsa.
Babi hanya menggerutu, Kemudian lain-lainnya dengan tergesa-gesa membuat tulisan tanda protes dan melakukan aksi berbaris berkeliling, sambil menyerukan kata-kata kotor.

Agen pemerintah datang dan berkata kepada ayam berbulu merah, “Kamu tidak boleh serakah”. “Tetapi saya mendapatkan roti ini dengan bekerja,” kata ayam kecil berbulu merah. “Benar,” kata agen pemerintah. “Itu adalah sistem usaha bebas yang bagus sekali. Siapa saja di kandang boleh menerima sebanyak yang diinginkannya berdasarkan kerja. Tetapi, di bawah peraturan pemerintah pekerja yang produktif harus membagi produknya dengan mereka yang menganggur.”

Mereka semua hidup bahagia untuk selamanya. Tetapi tetangga-tetangga ayam kecil berbulu merah bertanya-tanya dalam hati keheranan mengapa dia tidak pernah lagi memanggang roti ( John C. Maxwell, 1997:126-128).
 
Selamat beraksi - refleksi atas cerita di atas. Semoga Anda mendapatkan kearifan luar biasa dari cerita tersebut !
Di bawah adalah langkah atau panduan sebagaimana yang saya paparkan dalam tulisan terdahulu : Kearifan Di Balik Cerita, Menggali Kearifan Cerita Dengan Silence, Stillness, Solitude (3S) dan Langkah Membangun Silence, Stillness, Solitude (3S).

1.  Cari tempat dan waktu yang tenang untuk membantu konsentrasi selama membaca.
2.  Bacalah ceritanya pelan-pelan.
3.  Ajukan pertanyaan untuk dijawab sendiri.
4.  Ringkasan makna, manfaat, kearifan yang diperoleh dari cerita di atas.

Ikuti terus cerita menarik lainnya di edisi mendatang .............................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar