Rabu, 25 Maret 2015

SISTEM PEMERINTAHAN DEMOKRATIS



Pengertian demokrasi

Demokrasi yang dimaksudkan di sini adalah bentuk pemerintahan yang semua warga negaranya memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi — baik secara langsung atau melalui perwakilan — dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum. Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan adanya praktik kebebasan politik secara bebas dan setara.

Kata ini berasal dari bahasa Yunani δημοκρατία (dēmokratía) "kekuasaan rakyat", yang terbentuk dari kata δῆμος (dêmos) "rakyat" dan kata κράτος (kratos) "kekuatan" atau "kekuasaan" pada abad ke-5 SM untuk menyebut sistem politik negara-kota Yunani, salah satunya Athena.

Jadi, demokrasi dalam kehidupan bernegara adalah, seperti diungkapkan Abraham Lincoln, “Pemerintahan dari, oleh dan untuk rakyat” (Government by the people, from the people and for the people). Dengan kata lain, kekuasaan tertinggi ada di tangan rakyat.

Pada tahun 2010, Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan 15 September sebagai Hari Demokrasi Internasional.

Pengertian demokrasi menurut para ahli

Pengertian demokrasi menurut para ahli, antara lain :

Abraham Lincoln
Demokrasi adalah sistem pemerintahan yang diselenggarakan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.

C.F. Strong
Demokrasi adalah Suatu sistem pemerintahan di mana mayoritas anggota dewan dari masyarakat ikut serta dalam politik atas dasar sistem perwakilan yang menjamin pemerintah akhirnya mempertanggungjawabkan tindakan-tindakannya pada mayoritas tersebut.

John L. Esposito
Demokrasi pada dasarnya adalah kekuasaan dari dan untuk rakyat. Oleh karenanya, semuanya berhak untuk berpartisipasi, baik terlibat aktif maupun mengontrol kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Selain itu, tentu saja lembaga resmi pemerintah terdapat pemisahan yang jelas antara unsur eksekutif, legislatif, maupun yudikatif.

Hans Kelsen
Demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat dan untuk rakyat. Yang melaksanakan kekuasaan Negara ialah wakil-wakil rakyat yang terpilih. Dimana rakyat telah yakin, bahwa segala kehendak dan kepentingannya akan diperhatikan di dalam melaksanakan kekuasaan Negara.

Dlsb


Negara dengan demokrasi penuh dan tidak penuh (tidak sempurna)
Negara-negara berikut dikategorikan sebagai demokrasi penuh oleh Democracy Index pada tahun 2011:
  • Norwegia
  • Islandia
  • Denmark
  • Swedia
  • Selandia Baru
  • Australia
  • Swiss
  • Kanada
  • Finlandia
  • Belanda
  • Luksemburg
  • Irlandia
  • Austria
  • Jerman
  • Malta
  • Republik Ceko
  • Uruguay
  • Britania Raya
  • Amerika Serikat
  • Kosta Rika
  • Jepang
  • Korea Selatan
  • Belgia
  • Mauritius
  • Spanyol

Democracy Index memasukkan 53 negara di kategori berikutnya, demokrasi tidak sempurna:
Argentina, Benin, Botswana, Brasil, Bulgaria, Tanjung Verde, Chili, Kolombia, Kroasia, Siprus, Republik Dominika, El Salvador, Estonia, Perancis, Ghana, Yunani, Guyana, Hongaria, Indonesia, India, Israel, Italia, Jamaika, Latvia, Lesotho, Lituania, Makedonia, Malaysia, Mali
Meksiko, Moldova, Mongolia, Montenegro, Namibia, Panama, Papua Nugini, Paraguay, Peru, Filipina, Polandia, Portugal, Rumania, Serbia, Slowakia, Slovenia, Afrika Selatan, Sri Lanka, Suriname, Taiwan, Thailand, Timor-Leste, Trinidad dan Tobago, Zambia


Bentuk demokrasi

Demokrasi langsung
Demokrasi langsung merupakan suatu bentuk demokrasi di mana setiap rakyat secara langsung memberikan suara atau pendapat dalam menentukan suatu keputusan;  dalam sistem ini, setiap rakyat mewakili dirinya sendiri dalam memilih suatu kebijakan sehingga mereka memiliki pengaruh langsung terhadap keadaan politik yang terjadi.
Sistem demokrasi langsung digunakan pada masa awal terbentuknya demokrasi di Athena.  Di era modern sistem ini menjadi tidak praktis karena umumnya populasi suatu negara cukup besar dan mengumpulkan seluruh rakyat dalam satu forum merupakan hal yang sulit. Selain itu, sistem ini menuntut partisipasi yang tinggi dari rakyat sedangkan rakyat modern cenderung tidak memiliki waktu untuk mempelajari semua permasalahan politik negara.

Demokrasi perwakilan(demokrasi tidak langsung)
Dalam demokrasi perwakilan, seluruh rakyat memilih perwakilan melalui pemilihan umum untuk menyampaikan pendapat dan mengambil keputusan bagi mereka.

Asas pokok demokrasi
Gagasan pokok atau gagasan dasar suatu pemerintahan demokrasi adalah pengakuan hakikat manusia, yaitu pada dasarnya manusia mempunyai kemampuan yang sama dalam hubungan sosial. Berdasarkan gagasan dasar tersebut terdapat dua asas pokok demokrasi, yaitu:

  1. Pengakuan partisipasi rakyat dalam pemerintahan, misalnya pemilihan wakil-wakil rakyat untuk lembaga perwakilan rakyat secara langsung, umum, bebas, dan rahasia serta jujur dan adil; dan
  2. Pengakuan hakikat dan martabat manusia, misalnya adanya tindakan pemerintah untuk melindungi hak-hak asasi manusia demi kepentingan bersama.

Ciri pemerintahan demokratis
Ciri-ciri pemerintahan demokratis Dalam perkembangannya, demokrasi menjadi suatu tatanan yang diterima dan dipakai oleh hampir seluruh negara di dunia. Ciri-ciri suatu pemerintahan demokrasi adalah sebagai berikut:

  1. Adanya keterlibatan warga negara (rakyat) dalam pengambilan keputusan politik, baik langsung maupun tidak langsung (perwakilan).
  2. Adanya pengakuan, penghargaan, dan perlindungan terhadap hak-hak asasi rakyat (warga negara).
  3. Adanya persamaan hak bagi seluruh warga negara dalam segala bidang.
  4. Adanya lembaga peradilan dan kekuasaan kehakiman yang independen sebagai alat penegakan hukum
  5. Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga negara.
  6. Adanya pers (media massa) yang bebas untuk menyampaikan informasi dan mengontrol perilaku dan kebijakan pemerintah.
  7. Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang duduk di lembaga perwakilan rakyat.
  8. Adanya pemilihan umum yang bebas, jujur, adil untuk menentukan (memilih) pemimpin negara dan pemerintahan serta anggota lembaga perwakilan rakyat.
  9. Adanya pengakuan terhadap perbedaan keragamaan (suku, agama, golongan, dan sebagainya).

Budaya Demokrasi

http://demokrasipancasilaindonesia.blogspot.com/2015/03/demokrasi-di-indonesia-pengertianmacam.html

Kata budaya berasal dari kata budi/akal dan daya/kemampuan maka budaya adalah kemampuan akal manusia. Budaya demokrasi berarti kemampuan akal manusia tentang berdemokrasi.
Lazimnya, budaya diartikan sebagai kebiasaan yang terpolakan, sulit berubah atau diubah.

Pengertian Budaya Demokrasi dapat dilihat dari tiga sudut :
  1. Yang pertama adalah budaya demokrasi formal, yaitu suatu sistem pemerintahan yg hanya dilihat dari ada atau tidaknya lembaga politik demokrasi seperti perwakilan rakyat
  2. Yang kedua adalah budaya demokrasi wajah (permukaan), yaitu demokrasi yang hanya tampak dari luar, sedangkan di dalamnya tidak ada sama sekali unsur demokrasi.
  3. Yang ketiga demokrasi substantif, yaitu demokrasi yang memberikan kesempatan (hak suara) untuk menentukan kebijakan kepada seluruh golongan masyarakat tanpa memandang kedudukan atau apapun dengan tujuan menjalankan agenda kerakyatan.
Budaya Demokrasi pada intinya adalah budaya yang menomorsatukan kepentingan masyarakat dalam pembuatan keputusan mengenai kebijakan negara.
 
Kelebihan dan kekurangan pemerintahan demokratis 

Kelebihan
  1. Demokrasi memberi kesempatan untuk perubahan di tubuh pemerintahan tanpa menggunakan kekerasan.
  2. Adanya pemindahan kekuasaan yang dapat dilakukan melalui pemilihan umum
  3. Mencegah adanya monopoli kekuasaan
  4. Pemerintah yang terpilih melalui pemilu akan memiliki rasa berutang karena rakyat yang memilihnya, oleh karena itu hal ini akan menimbulkan pemicu untuk bekerja sebaik-baiknya untuk rakyat
  5. Masyarakat diberi kebebasan untuk berpartisipasi yang menimbulkan rasa memiliki terhadap negara.
 Kekurangan
  1. Masyarakat bisa salah dalam memilih dikarenakan isu-isu politik
  2. Fokus pemerintah akan berkurang ketika menjelang pemilu masa berikutnya
  3. Massa dapat memengaruhi orang
  4. Politik uang
Pendidikan Demokrasi

http://demokrasipancasilaindonesia.blogspot.com/2015/03/demokrasi-di-indonesia-pengertianmacam.html

Pendidikan demokrasi diartikan sebagai upaya sistematis yang dilakukan Negara dan masyarakat untuk memfasilitasi individu warga negaranya agar memahami, meghayati, megamall kan dan mengembangkan konsep, prinsip dan nilai demokrasi sesuai dengan status dan peran nya dalam masyarakat ( winataputra, 2006 : 12)
Demokrasi memang tidak diwarisi, tetapi ditangkap dan dicerna melalui proses belajar oleh karena itu untuk memahaminya diperlukan suatu proses pendidikan demokrasi. Pendidikan demokrasi dalam berbagai konteks, dalam hal ini untuk pendidikan formal ( disekolah dan perguruan tinggi), non formal ( pendidikan di luar sekolah : seminar, pentaloka) dan informal ( pergaulan di rumah dan masyarakat) (Winaputra,2006:19)

Perkembangan Demokrasi di Indonesia 

http://demokrasipancasilaindonesia.blogspot.com/2015/03/demokrasi-di-indonesia-pengertianmacam.html

Konstitusi Indonesia, UUD 1945, menjelaskan bahwa Indonesia adalah sebuah negara demokrasi. Presiden dalam menjalankan kepemimpinannya harus memberikan pertanggungjawaban kepada MPR sebagai wakil rakyat.  Oleh karena itu secara hierachy rakyat adalah pemegang kekuasaan tertinggi melalui sistem perwakilan dengan cara pemilihan umum.
Pada era Presiden Soekarno, Indonesia sempat menganut demokrasi terpimpin tahun 1950-1965. Pada era Presiden Soeharto Indonesia menggunakan demokrasi semu (namanya demokrasi pancasila, tetapi dalam praktiknya cenderung otoriter) 1966 - 1998.
Setelah era Seoharto berakhir Indonesia kembali menjadi negara yang benar-benar demokratis mulai saat itu.  Pemilu demokratis yang diselenggarakan tahun 1999 dimenangkan oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
Pada tahun 2004 untuk pertama kali Bangsa Indonesia menyelenggarakan pemilihan umum presiden secara langsung. Ini adalah sejarah baru dalam kehidupan demokrasi Indonesia.

Implementasi demokrasi
  1. Rakyat memilih wakil rakyat yang akan duduk di DPR Pusat dan Daerah (disebut pemilihan legislative, disingkat pileg). Bagaimana mekanisme (cara) memilih wakil rakyat (DPR/D) ?
  2. Rakyat memilih Presiden (pemilihan eksekutif, disingkat pilpres dan pilkada). Bagaimana mekanisme (cara) memilih presiden (Pilpres), Gubernur, Bupati, Walikota (Pilkada) ?      
  3. Rakyat mengawasi atau mengontrol jalannya penyelenggaraan negara. Bagaimana caranya ?
Catatan :
Sejak bulan September 2014 ini (26 September 2014) DPR mengesahkan UU Pemilihan tak langsung, namun ditolak banyak kalangan. Apa konsekwensi daripada perubahan ini ? Ikuti perkembangan selanjutnya !

Peran  partai politik
https://boykepriyoutomo.wordpress.com/politik/peranan-partai-politik-dalam-demokrasi/i

Proses pendewasaan demokrasi di Indonesia telah melalui masa 10 tahun sejak tahun 1999, dan dalam perjalanannya telah melewati berbagai proses yang penuh dengan dinamika kehidupan demokrasi. Pelaksanaan Pemilihan Umum untuk memilih anggota DPR-RI, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupatrn/Kota telah dilalui sebanyak 3 kali dengan 4 Presiden yang berbeda pasca pemerintahan Presiden Soeharto.
Dalam periode 10 tahun ke belakang telah banyak perubahan yang dialami Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam menjalankan proses demokratisasi, di antaranya adalah Amandemen UUD 1945, kebebasan pers, pemisahan yang jelas antara militer dan sipil, kebebasan untuk mengeluarkan pendapat, dan lain-lain.
Salah satu perubahan yang sangat penting sejak Reformasi adalah munculnya berbagai partai politik sebagai salah satu wujud kebebasan mengeluarkan pendapat, berserikat,dan berkumpul yang menjadi satu ciri utama negara yang menjalankan sistem demokrasi.
Sebuah partai politik – menurut http://id.wikipedia.org/wiki/Partai_politik - adalah organisasi politik yang menjalani ideologi tertentu atau dibentuk dengan tujuan khusus. Definisi lainnya adalah kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini ialah untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik - (biasanya) dengan cara konstitusionil - untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan mereka.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), partai politik berarti perkumpulan yang didirikan untuk mewujudkan ideologi politik tertentu.
Secara sederhana partai politik memiliki tugas untuk menjadi ”jembatan” antara rakyat dan pemerintah, sehingga dengan demikian maka partai politik merupakan salah satu pilar utama dan institusi demokrasi yang penting, selain dari lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, pemilihan umum, serta pers yang independen dalam rangka membangun kehidupan politik yang berkualitas dan beradab.
Peranan partai politik yang secara sederhana dapat diartikan sebagai representation of idea, yaitu bertindak untuk mewakili kepentingan-kepentingan warga, memberikan jalan kompromi bagi pendapat/tuntutan yang saling bersaing, serta menyediakan sarana kompromi bagi suksesi kepemimpinan politik secara damai dan legitimate.
Partai politik, bersama-sama dengan institusi demokrasi lainnya seperti lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, dan pers, harus secara konsisten melaksanakan tugas dan fungsi-fungsinya baik pada masa persiapan pemilihan umum (pre election) maupun pada masa setelah pemilihan umum (post election).
Bagi parpol yang menang, maka seluruh jajaran struktural partai menjadi pendukung utama dari Pelaksana Fungsi Eksekutif (pemerintah) yang berasal dari parpolnya, dengan kata lain menjadi pengawas dan pendorong pelaksanaan program-program pemerintah yang nota-bene berasal dari kader-kader partainya.
Sedangkan bagi parpol yang berkedudukan sebagai OPOSISI, maka jajaran struktural partai di berbagai tingkatan menjadi lembaga penyeimbang dan bahkan menjadi kelompok penekan yang mengawasi kinerja pemerintah (eksekutif) yang berkuasa dalam suatu periode tertentu.

Senin, 23 Maret 2015

MENGELOLA PRODUKTIVITAS DAN KINERJA



Produktivitas dan kinerja adalah bagian penting yang harus diperhatikan dalam manajemen SDM. Manajer yang berhasil berkemampuan dalam mengelola produktivitas dan kinerja karyawannya. Keduanya berperan penting dalam menentukan keberlangsungan bisnis.

Pengertian produktivitas 

Dalam laman http://pengertian-skripsi.blogspot.com/2011/02/pengertian-produktivitas-kerja.html, dijumpai beberapa pendapat tentang produktivitas, sebagai berikut :

Menurut Basu Swastha dan Ibnu Sukotjo (1995:281) produktivitas adalah sebuah konsep yang menggambarkan hubungan antara hasil (jumlah barang dan jasa) dengan sumber (jumlah tenaga kerja, modal, tanah, energi, dan sebagainya) yang dipakai untuk menghasilkan hasil tersebut.

Menurut George J. Washinis (Rusli Syarif,1991:1) “Produktivitas mencakup dua konsep dasar yaitu daya guna (efisiensi) dan hasil guna (efektivitas). Daya guna menggambarkan tingkat sumber-sumber manusia, dana, dan alam yang diperlukan untuk mengusahakan hasil tertentu, sedangkan hasil guna menggambarkan akibat dan kualitas dari hasil yang diusahakan.”

Menurut Profesor Luis Sabourin (Rusli Syarif,1991:1) “Rumusan tradisional dari produktivitas total tidak lain adalah ratio dari apa yang dihasilkan terhadap saluran apa yang digunakan untuk memperoleh hasil tersebut.

Menurut Mukiyat (1998:481) bahwa produktivitas kerja biasanya dinyatakan dengan suatu imbangan dari hasil kerja rata-rata dalam hubungannya dengan jam kerja rata-rata dari yang diberikan dengan proses tersebut.
 
Menurut Piagam OSLA tahun 1984 (J. Ravianto,1986:18) : Produktivitas adalah konsep universal, dimaksudkan untuk menyediakan semakin banyak barang dan jasa untuk semakin banyak orang dengan menggunakan sedikit sumber daya.
  1. Produktivitas berdasarkan atas pendekatan multidisiplin yang secara efektif merumuskan tujuan rencana pembangunan dan pelaksanaan cara-cara produktif dengan menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien namun tetap menjaga kualitas.
  2. Produktivitas terpadu menggunakan keterampilan, modal, teknologi manajemen, informasi, energi, dan sumber daya lainnya untuk mutu kehidupan yang mantap bagi manusia melalui konsep produktivitas secara menyeluruh.
  3. Produktivitas berbeda di masing-masing negara dengan kondisi, potensi, dan kekurangan serta harapan yang dimiliki oleh negara yang bersangkutan dalam jangka panjang dan pendek, namun masing-masing negara mempunyai kesamaan dalam pelaksanaan pendidikan dan komunikasi.
  4. Produktivitas lebih dari sekedar ilmu teknologi dan teknik manajemen akan tetapi juga mengandung filosofi dan sikap mendasar pada motivasi yang kuat untuk terus menerus berusaha mencapai mutu kehidupan yang baik.
Menurut Sondang P Siagian, “Produktivitas kerja adalah kemampuan memperoleh manfaat sebesar-besarnya dari sarana dan prasarana yang tersedia dengan menghasilkan output yang optimal, kalau mungkin yang maksimal (Sondang P Siagian, 1982:15).

Sedangkan menurut ensiklopedia bebas -http://id.wikipedia.org/wiki/Produktivitas -
Produktivitas merupakan istilah dalam kegiatan produksi sebagai perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan (input).

Perhatikan Gambar IP (Indeks Prestasi) di bawah

Sistem dan filosofi produktivitas

Sebagai sistem, produktivitas memberikan pedoman pemikiran bahwa pencapaian suatu tujuan harus ada kerja sama atau keterpaduan dari unsur-unsur atau faktor-faktor yang relevan dan mendukung. Sebab, produktivitas berkenaan dengan usaha atau kegiatan manusia untuk menghasilkan barang atau jasa yang berguna untuk pemenuhan kebutuhan hidup manusia dan masyarakat pada umumnya.
Sebagai filosofis, produktivitas mengandung suatu pandangan, atau keyakinan dan sikap mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan di mana cara kerja hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hasil kerja yang dicapai esok hari harus lebih baik dari yang diperoleh hari ini. (dalam Payman J. Simanjuntak, 1987:34-35).
Dengan demikian, berdasarkan tinjauan sistem dan filosofisnya, maka di dalam produktivitas kerja terdapat unsur pokok yang merupakan kriteria untuk menilainya, ialah (1) unsur semangat kerja, (2) unsur cara kerja, dan (3) unsur hasil kerja.

Arti produktivitas bagi organisasi ?

Menurut Herjanto – dalam ensiklopedia bebas-http://id.wikipedia.org/wiki/Produktivitas - , produktivitas :
  1. Merupakan suatu ukuran yang menyatakan bagaimana baiknya sumber daya diatur dan dimanfaatkan untuk mencapai hasil yang optimal.
  2. Dapat digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan suatu industri atau UKM dalam menghasilkan barang atau jasa.
  3. Menurut Wibowo dalam bukunya, “Manajemen Kinerja” (2014:98),  produktivitas akan menjadi ukuran yang berharga tentang sumber daya yang dipergunakan, baik sumber daya manusia atau sumber daya bukan manusia. Atau dengan kata lain, produktivitas merupakan cermin, ukuran hasil kerja, termasuk efisiensi dan efektivitas.

Variasi ukuran produktivitas
Ukuran-ukuran produktivitas bisa bervariasi - ensiklopedia bebas-http://id.wikipedia.org/wiki/Produktivitas –
           
Ukuran produktivitas tergantung pada aspek-aspek output atau input yang digunakan sebagai agregat dasar, misalnya:
  1. Indeks produktivitas buruh,
  2. Indeks produktivitas biaya langsung,
  3. Indeks produktivitas biaya total,
  4. Indeks produktivitas energi,
  5. Indeks produktivitas bahan mentah, dan lain-lain.
 Produktivitas partial dan terpadu
(Triton, 2009:84)

Sumber Daya Manusia adalah salah satu input produktivitas, di samping bahan baku, teknologi, uang, dan sebagainya (Ingat 6 M, lihat juga uraian 13 faktor produktivitas di atas). Semua faktor tersebut dinamakan total productivity (produktivitas terpadu).
Apabila faktor-faktor produksi tersebut dilihat secara sendiri-sendiri, maka dinamakan partial productivity (produktivitas parsial).

Upaya menaikkan produktivitas 

Menurut Wibowo ( 2014:98) produktivitas sering dibandingkan atau diukur dengan standar yang sudah ditentukan sebelumnya.
Apabila lebih banyak keluaran dihasilkan dari jumlah masukan yang sama, atau masukan lebih sedikit dapat dipergunakan untuk mendapatkan keluaran yang sama, maka berarti produktivitasnya baik, bagus.
Menaikkan produktivitas artinya menghasilkan lebih banyak keluaran atau output yang lebih baik dengan tingkat masukan (input) sumber daya tertentu.

Langkah-langkah peningkatan produktivitas  
http://indraputrabintan.blogspot.com/2013/03/manajemen-produktivitas.html#.VQ2BsY7hlBQ

Langkah peningkatan produktivitas yang komprehensif dan terintegrasi ¹) :

1.  Analisa situasi.
Langkah awal manajemen produktivitas harus mampu menganalisa situasi sebelum mengambil keputusan ataupun mengambil tindakan yang akan ditetapkan. Contoh : Pada sebuah RS, kunjungan pasien lagi menurun drastis dari biasanya, maka tidak perlu menambah tenaga kerja / perawat baru.
2.  Merancang program peningkatan produktivitas.
Untuk peningkatan produktivitas maka dibutuhkan pula dasar program dengan rancangan yang tepat, efektif dan efisien. Contoh : Untuk menambah kunjungan pasien rawat jalan disebuah RS, maka bisa dilakukan langkah-langkah promosi, baik dilakukan melalui media iklan, maupun bisa langsung melaksanakan program pemeriksaan gula darah gratis, khitanan gratis dan lain sebagainya.
    3.  Menciptakan kesadaran akan
Kesadaran dari semua pihak yang terlibat dalam sebuah perusahaan / lembaga, merupakan kunci penting untuk peningkatan produktivitas seperti yang diharapkan. Contoh : Karyawan mematikan alat-alat listrik yang tidak sedang digunakan, untuk menghemat energi dengan tujuan menghemat pengeluaran   biaya. 
4. Menerapkan Program
Untuk meningkatkan produktivitas program sudah disusun dan diputuskan, maka harus diimplementasikan dalam pelaksanaannya untuk mencapai tujuan akhir. Contoh : Program peningkatan keterampilan SDM dengan cara mengadakan berbagai pelatihan seperti tehnik infus bayi dan lain sebagainya, dengan tujuan untuk peningkatan produktivitas.
    5.  Mengevaluasi program dan memberikan umpan balik
Untuk menilai hasil akhir maka perlu dilakukan evaluasi program dengan memberikan umpan balik. Contoh : Mengevaluasi hasil dari pelatihan tehnik infus bayi, apakah perawat tersebut lebih profesional setelah mengikuti pelatihan tersebut?

¹) : Putti, 1989
Bandingkan dengan uraian  siklus produktivitas

Siklus produktivitas
Ensiklopedia bebas-http://id.wikipedia.org/wiki/Produktivitas

Siklus produktivitas merupakan salah satu konsep produktivitas yang membahas upaya peningkatan produktivitas terus-menerus. Ada empat tahap sebagai satu siklus yang saling terhubung dan tidak terputus :
1. Pengukuran
2. Evaluasi
3. Perencanaan
4. Peningkatan
Produktivitas yang diperhitungkan hanya produk bagus yang dihasilkan saja, jika suatu work center banyak mengeluarkan barang cacat dapat dikatakan work center tersebut tidak produktif. Keempat kegiatan tersebut sudah menjadi dasar industri dalam melakukan peningkatan  atau perbaikan produktivitas.
             
Tujuh kunci mencapai produktivitas
http://www.asikbelajar.com/2014/04/teori-produktivitas-kerja.html

Timpe (1989) meninjau ratusan penemuan studi dan wawasan dari ribuan manajer yang berpartisipasi dalam suatu seminar tentang produktivitas, mengemukakan tujuh kunci untuk mencapai produktivitas yang tinggi yaitu: 
  1. Manajemen yang ahli dan bertanggung jawab;
  2. Kepemimpinan yang luar biasa;
  3. Kesederhanaan organisasional dan operasional;
  4. Kepegawaian yang efektif;
  5. Tugas yang menantang;
  6. Perencanaan dan pengendalian tujuan; dan
  7. Pelatihan manajerial khusus.
 13 Faktor yang memengaruhi produktivitas

Ada 13 faktor  menurut Panji dan Anoraga (Nimas, 2007) dalam laman http://bioenergicenter.com/artikel/13-faktor-yang-memengaruhi-produktivitas-kerja

  1. Pendidikan
  2. Motivasi
  3. Disiplin
  4. Keterampilan
  5. Sikap dan etika kerja
  6. Gizi
  7. Tingkat penghasilan
  8. Lingkungan kerja dan iklim kerja
  9. Teknologi
  10. Sarana produksi
  11. Jaminan sosial
  12. Manajemen
  13. Kesempatan berprestasi
Penyebab menurunnya produktivitas
Ensiklopedia bebas- http://id.wikipedia.org/wiki/Produktivitas

Beberapa permasalahan yang menyebabkan penurunan produktivitas perusahaan adalah:           
  1. Tidak ada evaluasi produktivitas
  2. Keterlambatan pengambilan keputusan oleh manajemen
  3. Motivasi rendah dalam pekerjaan.
  4. Perusahaan tidak mampu berkompetisi dan beradaptasi pada kemajuan teknologi dan informasi.
Masalah absensi (absenteeism) dan pergantian (turnover)

Absen (tidak hadir) dan atau pergantian karyawan/pegawai dapat menghambat produktivitas. Karena proses produksi terganggu. Jika karyawan tak masuk atau tiba-tiba berhenti, perlu ada yang menggantikannya. Apakah yang menggantikannya siap ? Kedua masalah ini perlu mendapatkan perhatian manajer.
Ada tiga macam biaya yang harus dikeluarkan jika diadakan pergantian, seperti tampak pada tabel di bawah ini :

Biaya-biaya pergantian sumber daya manusia
(Menurut Klingner & Nalbandian dalam Gomes, 2003:173)


Acquisitions Costs

Learning Costs

Separation Costs

Rekrutmen
Seleksi

Penempatan
Biaya promosi dan mutasi/transfer
Orientasi, Pelatihan formal


Biaya dari waktu pelatih
Pembayaran pemisahan
Kerugian efisiensi sebelum pemisahan
Kerugian produksi ketika posisi kosong


Ciri-ciri seorang pegawai produktif
Dalam laman http://www.asikbelajar.com/2014/04/teori-produktivitas-kerja.html

Timpe (1989) juga mengemukakan ciri-ciri seorang pegawai yang produktif yaitu :

Pertama, lebih dari memenuhi kualifikasi pekerjaan, artinya produktivitas tinggi tidak mungkin tercapai jika kualifikasi pegawai rendah. Pengamatan yang khas adalah :
  1. Cerdas dan dapat belajar dengan cepat;
  2. Kompeten secara profesional atau teknis;
  3. Kreatif dan inovatif,
  4. Memahami pekerjaaan;
  5. Bekerja dengan “cerdik”, menggunakan logika, mengorganisasi pekerjaan dengan efisien, selalu memperhatikan kinerja mutu, kehandalan, pemeliharaan, kemananan, pembiayaan, dan penjadwalan;
  6. Selalu mencari perbaikan tetapi tahu kapan harus berhenti;
  7. Dianggap bernilai oleh atasannya;
  8. Mempunyai catatan prestasi yang berhasil;dan
  9. Selalu meningkatkan diri.
Kedua, bermotivasi tinggi, yang dalam hal ini pengamatan yang khas adalah:        
  1. Dapat memotivasi diri sendiri;
  2. Tekun;
  3. Mempuanyai kemauan keras untuk bekerja;
  4. Bekerja efektif dengan atau tanpa atasan;
  5. Melihat hal-hal yang harus dikerjakan dan mengambil tindakan yang perlu;
  6. Menyukai tantangan;
  7. Selalu ingin bertanya;
  8. Memperagakan ketidakpuasan yang konstruktif dan selalu memikirkan perbaikan;
  9. Berorientasi pada sasaran atau pencapaian hasil;
  10. Selalu tepat waktu;
  11. Merasa puas jika telah mengerjakan dengan baik;
  12. Memberikan andil lebih dari yang diharapkan;dan
  13. Percaya bahwa kerja wajar sehari perlu dimbangi dengan gaji wajar untuk sehari.
Ketiga, mempunyai orientasi pekerjaan yang positif. Hal ini dapat diamati dari:
  1. menyukai pekerjaannya dan membanggakannya;
  2. menetapkan standar yang tinggi;
  3. mempunyai kebiasaan kerja yang baik;
  4. selalu terlihat dalam pekerjaannya;
  5. cermat, dapat dipercaya, dan konsisten;
  6. menghormati manajemen dan tujuannya;
  7. mempunyai hubungan baik dengan manajemen;
  8. dapat menerima pengarahan; dan
  9. luwes dan dapat menyesuaikan diri.
Keempat, dewasa. Dalam hal ini pegawai yang dewasa memperlihatkan kinerja yang konsisten. Kedewasaan pegawai dapat diamati melalui:
  1. Integritas tinggi;
  2. Mempunyai rasa tanggung jawab yang kuat;
  3. Mengetahui kelemahan atau kekuatan sendiri;
  4. Mandiri, percaya diri, dan disiplin diri;
  5. Pantas memperoleh harga diri;
  6. Mantap secara emosional dan percaya diri,
  7. Dapat bekerja efektif di bawah tekanan;
  8. Dapat belajar dari pengalaman
  9. Mempunyai ambisi yang kuat.
Kelima, dapat bergaul dengan efektif.  Pengamatannya yang khas adalah :
  1. memperagakan kecerdasan sosial;
  2. pribadi yang menyenangkan;
  3. berkomunikasi dengan efektif (jelas dan cermat, terbuka saran dan pendengar yang baik);
  4. bekerja produktif dalam rangka upaya tim;   
  5. memperagakan sikap positif dan antusiaisme.
Pengertian efisien dan efektif

Dalam laman http://contohdanfungsi.blogspot.com/2013/10/pengertian-efisiensi dan-efektivitas.html; dalam laman http://lufi-publichealth.blogspot.com/2013/04/apa-itu-efesiensi-dan-efektivitas.html; http://trihadiputra.blogspot.com/2011/06/perbedaan-efisien-dan-efektif-unsur.html
Pengertian efisien (efisiensi) 
Kata efisien menurut kamus besar bahasa Indonesia yaitu tepat atau sesuai untuk mengerjakan (menghasilkan) sesuatu (dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga, biaya), mampu menjalankan tugas dengan tepat dan cermat, berdaya guna, bertepat guna.tt undang-undang, peraturan). 
Efisiensi adalah ukuran tingkat penggunaan sumber daya dalam suatu proses. Semakin hemat/sedikit penggunaan sumber daya, maka prosesnya dikatakan semakin efisien. Proses yang efisien ditandai dengan perbaikan proses sehingga menjadi lebih murah dan lebih cepat.    
Efisiensi Optimal adalah perbandingan yang terbaik antara pengorbanan yang diberikan dengan hasil yang dicapainya.
Contoh :
Misal mengetik dengan menggunakan komputer lebih efisien dibandingkan dengan menggunakan mesin ketik IBM, karena dalam waktu yang sama hasilnya akan lebih banyak.
Misalnya  manajer dikatakan efisien apabila  dalam mencapai keluaran yang lebih tinggi (hasil produktivitas, performance) dibanding masukan-masukan (tenaga kerja,  bahan, uang dan waktu) yang digunakan.

Pengertian efektif (efektivitas)

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kata efektif berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya); manjur atau mujarab (tt obat); dapat membawa hasil; berhasil guna (tt usaha, tindakan); mulai berlaku (mis : undang2).
Efektivitas adalah ukuran tingkat pemenuhan output atau tujuan proses. Semakin tinggi pencapaian target atau tujuan proses maka dikatakan proses tersebut semakin efektif. Proses yang efektif ditandai dengan perbaikan proses sehingga menjadi lebih baik dan lebih aman.

Menurut Peter Drucker efektivitas adalah melakukan pekerjaan yang benar (do the right thing), sedang efisiensi adalah melakukan pekerjaan dengan benar (do the thing right) .